Senin, 28 April 2014

Adab Cangkru'an di Pinggir Jalan

Sopan Santun Duduk di Tepi Jalan
A.    Hadis dan Ayat Al-Quran.
حَدَّثَنَا مُعَاذُ بْنُ فَضَالَةَ، حَدَّثَنَا أَبُو عُمَرَ حَفْصُ بْنُ مَيْسَرَةَ، عَنْ زَيْدِ بْنِ أَسْلَمَ، عَنْ عَطَاءِ بْنِ يَسَارٍ، عَنْ أَبِي سَعِيدٍ الخُدْرِيِّ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: «إِيَّاكُمْ وَالجُلُوسَ عَلَى الطُّرُقَاتِ» ، فَقَالُوا: مَا لَنَا بُدٌّ، إِنَّمَا هِيَ مَجَالِسُنَا نَتَحَدَّثُ فِيهَا، قَالَ: «فَإِذَا أَبَيْتُمْ إِلَّا المَجَالِسَ، فَأَعْطُوا الطَّرِيقَ حَقَّهَا» ، قَالُوا: وَمَا حَقُّ الطَّرِيقِ؟ قَالَ: «غَضُّ البَصَرِ، وَكَفُّ الأَذَى، وَرَدُّالسَّلاَمِ،وَأَمْرٌبِالْمَعْرُوفِ، وَنَهْيٌ عَنِ المُنْكَرِ»  ( رواه البخاري ومسلم وأبو داود وهذا لفظ البخاري


Artinya:
Mu’ad ibnu Fadholah menceritakan kepada kami, Abu Umar Hafs bin Maisaroh, dari Zaid bin Aslam, dari Ato’ bin yasar, Abi Sa’id Al Khudri r.a, dari Nabi Muhammad Saw. Bersabda: “hindarilah olehmu duduk-duduk di pinggir jalan!” para sahabat menjawab,”kami terpaksa duduk-duduk di situ memperbincangkan hal-hal yang perlu. Sabda Rasullahhah saw. “ jika memang perlu kalian duduk-duduk di situ, berikan hak jalanan.” Tanya mereka, “ apa haknya ya Rasullallah?” jawab Beliau, “ Picingkan mata, jangan mengganggu,menjawab salam (orang lewat), menganjurkan kebaikan dan mencegah yang mungkar.” (H.R. Bukhori, Muslim, Abu Dawud)
“Dan janganlah kamu duduk di tiap-tiap jalan dengan menakut-nakuti dan menghalang-halangi orang yang beriman dari jalan Allah, dan menginginkan agar jalan Allah itu menjadi bengkok.”(Q.S. Al-A’raf 86).
 
B.    Kandungan Hadis
Nabi Muhammad Saw. Melarang para sahabatnya duduk-duduk di pinggir jalan, para sahabat mengatakan bawasanya mereka tidak bisa meninggalkan duduk-duduk di pinggir jalan, karena disitu adalah tempat mereka duduk-duduk dan berbincang-bincang, maka Nabi Saw. Menyuruh mereka memberikan hak jalanan ketika mereka duduk-duduk di pinggir jalan, adapun hak-hak jalanan yaitu:
1.    غض البصر : memicingkan mata, maksudnya orang yang duduk di pinggir jalan tidak memandang sesuatu yang dilarang oleh syara’.
2.    كف الأذى : tidak boleh mengganggu, maksunya orang yang duduk di pinggir jalan tidak boleh mengganggu orang yang lewat dengan perkataan maupun perbuatan.
3.    رد السلام : Menjawab salam, jika seseorang mengucapkan salam pada orang-orang yang duduk di pinggir jalan maka harus menjawab salam tersebut.
4.    الأمر با لمعروف : mengajak dalam kebaikan, orang yang duduk di pinggir jalan hendaklah mengajak orang yang lewat untuk berbuat kebaikan jika itu diperlukan.
5.    النهي عن المنكر : Mencegah kemungkaran, ketika orang yang duduk di pinggir jalan melihat orang yang melakukan perbuatan yang menyalai syariat maka ia harus menasehati dan melarangnya perbuatan tersebut.

C.     Pelajaran Yang Dapat di Ambil dari Hadis
1.    Lebih utama meninggalkan duduk-duduk di pinggirjalan.
2.    Barang siapa yang duduk di pinggir jalan, maka ia harus memberikan hak jalanan seperti yang disebutkan dalam hadis di atas.
3.    Hak-hak jalanan ada lima.
4.    Boleh duduk-duduk di pinggir jalan jika diperlukan.

D.    Biografi Abu Sa’id Al-Hudri
Abu Sa’id Al-Hudri lebih dikenal dengan nama aslinya yaitu Sa’ad bin Malik bin Sinan. Ayahnya Malik bin Sinan syahid di perang Uhud, ia seorang khudri nasabnya bersambung dengan khudrah bin Auf al Haris bin al-Hazraj yang terkenal dengan julukan “Abjar”.
Abu Sa,id al-Hudri adalah orang ke tujuh yang banyak meriwayatkan hadist dari Rasullah Saw. Beliau telah meriwayatkan 1.170 hadist. Beliau adalah salah satu diantara para sahabat yang melakukan bai’at kepada Rasullah Saw. Mereka berikrar tidak akan tergoyahkan oleh cercaan orang dalam memperjuangkan agama Allah Swt. Mereka tergabung dalam kelompok abu Dzar al-Ghifari, Sahl bin Sa’ad, Ubaidah bin ash shamit dan Muhammad bin Muslimah.
Riwayatnya dari sahabat lain banyak sekali namun sumber yang paling terkenal adalah bapaknya sendiri Malik bin Sinan, saudaranya seibu Qatadah bin an-Nu’man, abu bakar, Umar, Usman, Ali, Abu Musa al-Asy’ary, Zaid bin Tsabin dan abdullah bin Salam.
Sedangkan orang yang meriwayatkan hadis darinya adalah anaknya sendiri Abdurrahman, istrinya Zainab binti Ka’ab bin ajrad, abdullah bin Umar, abdullah bin Abbas, Abu Tufail, Nafi’ dan Ikramah.
Abu Said al-Hudri meninggal dan dimakamkan di Baqi’ pada tahun 74 H.

E.    Asbabul Wurud Hadis
Dari Aisyah r.a. ia berkata, Nabi Saw. (suatu ketika) mendatangi majlis kaum ansor, lalu mengucapkan salam pada mereka, merekapun menjawab salam. Nabi tidak menyukai majlis itu, lalu merekapun mengatakan: wahai Rasullah, ini adalah majlis yang dilakukan oleh bapak-bapak kami dulu diwaktu jahiliyah, maka kami ingin meramaikanya dengan duduk-duduk padanya, lalu nabi Saw mengatakan: jika kalian enggan kecuali dengan bermajlis maka hendaklah jawab salam, tundukan pandangan dan tunjukilah jalan.

REFERENSI
- Shohih Bukhori
- Kitabu Al-Hadits mustawwa II. Silsilatu Ta'lim Al-Lughoh al-'Arabiyyah, al-Mamlakah 'Arabiyyah  al-Su'udiah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar